Senin, 29 Oktober 2012

tolak peluru



Tolak peluru

Tolak peluru adalah salah satu cabang olahraga atletik. Atlet tolak peluru melemparkan bola besi yang berat sejauh mungkin. Berat peluru:
  • Untuk senior putra = 7.257 kg
  • Untuk senior putri = 4 kg
  • Untuk yunior putra = 5 kg
  • Untuk yunior putri = 3 kg
A. Teknik Dasar Tolak Peluru
Terdapat beberapa teknik dasar dalam tolak peluru, diantaranya : Teknik Memegang Peluru Ada 3 teknik memegang peluru : Jari-jari direnggangkan sementara jari kelingking agak ditekuk dan berada di samping peluru, sedang ibu jari dalam sikap sewajarnya. Untuk orang yang berjari kuat dan panjang. Jari-jari agaka rapat, ibu jari di samping, jari kelingking berada di samping belakang peluru. Biasa dipakai oleh para juara. Seperti cara diatas, hanya saja sikap jari-jari lebih direnggangkan lagi, sedangkan letak jari kelingking berada di belakang peluru. Cocok untuk orang yang tangannya pendek dan jari-jarinya kecil.
Teknik Meletakkan Peluru Pada Bahu Peluru dipegang dengan salah satu cara diatas, letakkan peluru pada bahu dan menempel pada leher bagian samping. Siku yang memegang peluru agak dibuka ke samping dan tangan satunya rileks di samping kiri badan.
Teknik Menolak Peluru Pengenalan peluru Peluru dipegang dengan satu tangan dipindahkan ke tangan yang lain Peluru dipegang dengan tangan kanan dan diletakkan di bahu dengan cara yang benar Peluru dipegang dengan dua tangan dengan sikap berdiri akak membungkuk, kemudian kedua tangan yang memegang peluru diayunkan ke arah belakang dan peluru digelindingkan ke depan Sikap awal akan menolak peluru Mengatur posisi kaki, kaki kanan ditempatkan di muka batas belakang lingkaran, kaki kiri diletakkan di samping kiri selebar badan segaris dengan arah lemparan. Bersamaan dengan ayunan kaki kiri, kaki kanan menolak ke arah lemparan dan mendarat di tengah lingkaran. Sewaktu kaki kaki kanan mendarat, badan dalam keadaan makin condong ke samping kanan. Bahu kanan lebih rendah dari bahu kiri. Lengan kiri masih pada sikap semula.
Cara menolakkan peluru Dari sikap penolakan peluru, tanpa berhenti harus segera diikuti dengan gerakan menolak peluru. Jalannya dorongan atau tolakan peda peluru harus lurus satu garis. Sudut lemparan kurang dari 40o.
Sikap akhir setelah menolak peluru Sesudah menolak peluru, membuat gerak lompatan untuk menukar kaki kanan ke depan. Bersamaan dengan mendaratnya kaki kanan, kaki kiri di tarik ke belakang demikian pula dengan lengan kiri untuk memelihara keseimbangan.
B. Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Teknik Tolak Peluru
Cara memegang Awalan Gerakan Tolakan Sikap badan saat menolak
Ketentuan diskualifikasi/kegagalan peserta tolak peluru : - Menyentuh balok batas sebelah atas - Menyentuh tanah di luar lingkaran - Keluar masuk lingkaran dari muka garis tengah - Dipangil selama 3 menit belum menolak - Peluru di taruh di belakang kepala - Peluru jatuh di luar sektor lingkaran - Menginjak garis lingkar lapangan - Keluar lewat depan garis lingkar - Keluar lingkaran tidak dengan berjalan tenang - Peserta gagal melempar sudah 3 kali lemparan
Beberapa hal yang disarankan : Bawalah tungkai kiri merendah Dapatkan keseimbangan gerak dari kedia tungkai, dengan tungkai kiri memimpin di belekang Menjaga agar bagian atas badan tetap rileks ketika bagian bawah bergerak Hasilkan rangkaian gerak yang cepat dan jauh peda tungkai kanan Putar kaki kanan ke arah dalam sewaktu melakukan luncuran Pertahankan pinggul kiri dan bahu menghadap ke belakang selama mungkin Bawalah tangan kiri dalam sebuah posisi mendekati badan Tahanlah sekuat-kuatnya dengan tungkai kiri
Beberapa hal yang harus dihindari : Tidak memiliki keseimbanagn dalam sikap permulaan Melakukan lompatan ketika meluncur dengan kaki kanan Mengangkat badan tinggi ketika melakukan luncuran Tidak cukup jauh menarik kaki kanan di bawah badan Mendarat dengan kaki kanan menghadap ke belakang Menggerakkan tungkai kiri terlalu banyak ke samping Terlalu awal membuka badan Mendarat dengan badan menghadap ke samping atau ke depan
C. Peralatan
Alat yang di gunakan : - Rol Meter - Bendera Kecil - Kapur / Tali Rafia - Peluru a. Untuk senior putra = 7.257 kg b. Untuk senior putri = 4 kg c. Untuk yunior putra = 5 kg d. Untuk yunior putri = 3 kg - Obrient : gaya membelakangi arah tolakan - Ortodox : gaya menyamping
D. Lapangan Tolak Peluru
Konstruksi : o Lingkaran tolak peluru harus dibuat dari besi, baja ata bahan lain yang cocok yang dilengkungkan, bagian atasnya harus rata dengan permukaan tanah luarnya. Bagian dalam lingkaran tolak dibuat dari emen , aspal atau bahan lain yang padat tetapi tidak licin. Permukaan dalam lingkaran tolak harus datar anatara 20 mm sampai 6 mm lebih rendah dari bibir atas lingkaran besi. o Garis lebar 5 cm harus dibuat di atas lingkaran besi menjulur sepanjang 0.75 m pada kanan kiri lingkaran garis ini dibuat dari cat atau kayu. o Diameter bagian dalam lingkaran tolak adalah 2,135 m. Tebal besi lingkaran tolak minimum 6 mm dan harus di cat putih. o Balok penahan dibuat dari kayu atau bahan lain yang sesuai dalam sebuah busur/lengkungan sehingga tepi dalam berhimpit dengan tepi dalam lingkaran tolak, sehingga lebih kokoh. o Lebar balok 11,2-30 cm, panjangnya 1,21-1,23 m di dalam, tebal 9,8-10,2 cm.

Akuatik



PERMAIANAN MUDAH DALAM AIR

Pertama-tama anak didik diberikan materi seperti pengenalan kolam, materi tersebut bertujuan sebagai  mereka mengetahui/memahami bagaimana keadaan kolam renang tersebut dan mereka tidak takut terhadap kolam renang tersebut. Dalam proses pengenalan kolam guru menyuruh anak didiknya untuk mengelilingi kolam renang (bibir kolam) tersebut beberapa kali., setelah itu mereka diintruksi untuk menendang-nendang air dengan salah satu kakinya sambil masih berjalan mengelilingi kolam tersebut, setelah menendang air dengan satu kaki, mereka diintruksikan lagi memegang air dengan tangan sambil jalan kembali. Setelah kedua kegiatan tersebut dilakukan kemudian anak didik disuruh masuk ke dalam kolam satu-satu dan berjalan dipinggir mengelilingi kolam juga. Agar mereka mengetahui bagaimana keadaan kolam tersebut. Dalam pengenalan air ada 2 hal yaitu pengenalan air secara disengaja atau tidak disengaja, maksudnya adalah guru memberikan suatu permainan yang menyenangkan dengan tujuan mengenalkan air terhadap anak didiknya. Misalnya memberikan permainan menjaring ikan, yaitu sebuah permainan di dalam kolam dua atau tiga orang berpegangan tangan yang lainya menjadi ikan, dan yang menjadi jala berusaha menangkap ikannya. Dari permainan ini anak didik dapat mengenal air tanpa disengaja. Kemudian permainan lainya yaitu mengenalkan air dengan sengaja salah satunya dengan menyuruh anak didik berpasangan dan saling berpegangan tangan, berbaris satu deret dari ujung kolam sampai tengah atau ujung kolam. Kemudian pasangan yang berada diujung masuk kedalam air untuk melewati terowongan yang telah dibuat oleh siswa-siswa lain dengan berpegangan tangan tadi. Dengan permainan ini siswa dapat merasakan dan mengenal air, ada juga permainan yaitu dengan cara siswa berbaris 1 baris kemudian guru melemparkan kelereng ke dalam kolam, kemudian siswa tersebut menyelam mencari kelereng tersebut.
Dalam pengenalan air dapat menggunakan permainan sebagai media penyampaian materi, untuk itu permainan dibagi menjadi 2, yaitu permainan tanpa alat dan menggunakan alat. Agar anak didik tidak bosan dalam pelajaran renang, maka diperkenankan menggunakan cara mengajar dengan permainan. Cara ini lebih efektif dalam pencapaian hasil didik.

Permainan mudah tanpa alat,misalnya empat atau lima anak saling berpegangan, salah satu siswa memberikan tebakan dengan memainkan jarinya di dalam air dan teman yang disuruh untuk menebak harus menyelam kolam untuk melihat tangannya.

PERMAIANAN SEDANG DALAM AIR


Permianan mudah tanpa enggunakan alat, misalnya bola, pertama anak didik dibagi menjadi dua kelompok sama rata kemudian setiap kelompok harus berusaha memasukkan, yaitu dengan cara menempelkan  bola ketepi kolam yang sudah ditentukan. Saat mengumpan kepada temannya, siswa tersebut tidak boleh berjalan hanya diam ditempat dan langsung melemparkan keteman sekelompoknya. Bagi kelompok yang paling banyak memasukkan bola, atau menempelkan, maka kelompok tersebut yang menang, permainan ini dapat diistilahkan seperti olahraga polo air, bedanya apabila polo air menggunakan gawang dan cara bermainnya berenang tetapi pada permainan ini boleh jalan, karena kondisi kolam juga yang dangkal.

PERMAINAN SULIT DALAM AIR

Setelah metode pengenalan kolam, air, dan pemberian permainan-permainan yang menyenangkan, tahap materi selanjutnya yaitu guru memberikan suatu materi kepada anak didiknya yaitu dari yang mudah ke yang sulit. Materi yang akan diberikan sebagai berikut:
1.      Mengapung
Mengapung adalah aktifitas berusaha menjaga tubuhnya agar tidak tenggelam di dalam kolam. Latihan mengapung dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain:
1.      Siswa memegang lututnya masing – masing dan kepala dimasukkan kedalam air, usahakan tidak menyentuh dasar kolam.
2.      Siswa melentangkan tubuhnya dan kepala menghadap keatas.
3.      Siswa melentangkan tubuhnya, dengan  kepala menghadap kebawah atau melihat dasar kolam.
Jika anak didiknya kesulitan dalam mengapung, anak didik diintruksikan kepinggir kolam dan memasukkan kakinya kesela besi yang ada di pinggir kolam dan melentangkan tubuhnnya dan kepala menghadap keatas. Bila tepi kolamnya tidak ada besinya anak didik disuruh berpasangan dan salah satu teman memegang kakinya, kemudian siswa yang dipegan berusaha mengapung dengan melentangkan tubuhnya.

1.      Menyelam
Menyelam yaitu memasukkan tubuh kedalam kolam. Guru memberikan materi ini kepada anaknya didiknya dengan menyuruh anak didiknya dengan cara memberikan permainan, misalnya mencari koin atau kelereng kedasar air.
Materi di atas adalah salah satu cara mengajar menyelam dengan cara permainan, guru juga bisa memberikan materi menyelam dengan cara guru menginsturuksikan anak didik meluncur dari tepi kolam dan berusaha menyelam sejauh-jauhnya.
Kemudian setelah materi yang di atas dapat diterima anak didik dengan baik, selanjutnya guru memberikan materi renang gaya crowl dan gaya dada. Agar mempermudah gaya renang tersebut guru harus memberikan materi mulai dari gerakan tangan terlebih dahulu kemudian kaki dan selanjutnya digabungkan gerakan tersebut.
2.      Meluncur
Meluncur dilakukan dengan berdiri bersandar dinding kolam kemudian kaki menolak pada dinding agar badan memperoleh gaya dorong ke depan sehingga dapat meluncur di air. Saat meluncur lengan lurus ke depan dan tungkai juga lurus ke belakang.
Latihan meluncur juga bisa dibantu oleh teman, dengan cara siswa disuruh telungkup kemudian temannya medorong kakinya agar bisa meluncur.